Cerita ini adalah kerja dari otak saya, Irvan. Akan cukup mengganggu bagi pembaca yang beriman dan otaknya lurus dan normal. Namun buat saya, tulisan ini adalah sebuah keacakan hidup, yang terkadang memang tidak bermoral. Jadi, silahkan membaca dan nikmati kata demi kata yang ada di bawah ini.
“Bangun, bocah kecil. Bangun, dan jangan tertidur lagi.
Berdirilah dengan tegak, jangan kau lihat kiri kananmu, karena kau hanya boleh
melihat aku.”
Aku tertidur 10 detik, dan bisikan itu yang ada di
telingaku. Aku pun menegakkan tubuh, melihat ke arah depan, samar-samar ku
rasakan ada nafas yang menghembus di mataku. Namun, penglihatanku belum kembali
sepenuhnya, tidak tahu kenapa aku disini, beberapa detik kemudian aku merasakan
ada cairan kental menetes di atas kakiku, hangat, seperti keluar dari tubuh
manusia.
“BANGUN! KENAPA KAU TERTIDUR LAGI!”
Apa? Apa aku tertidur lagi? Aku masih merasakan cairan di
kakiku masih hangat, mungkin aku tidak terlalu lama tertidur. Sekali lagi aku
mencoba membuka mata, rabun-rabun kulihat seseorang seperti manusia, tidak
berambut bahkan alis mata pun dia tak ada, aku melihatnya menyeringai
menunjukkan gigi-giginya yang rusak, oh ASTAGA! Bau mulutnya, aku ingin muntah!
Kenapa aku disini bersama dia?
“Hehehehehe. Aku sudah lelah melihat kamu tertidur terus
bocah, aku pergi dulu mencari rokok dan kopi, bangun dan nikmatilah hari ini!”
Kemana dia? Dimana aku? Aku terikat di tiang, ada kain yang
menutup mulutku dan kakiku tidak menyentuh tanah sekarang. Bagaimana aku bisa
ada disini. Aku melihat ada cahaya masuk dari plafon kecil, hanya ada sink
dapur yang penuh dengan cucian penuh lalat. Dingin sekali disini, kemana
pakaianku? Siapa orang itu? Sudah berapa lama aku terikat disini? Kenapa aku
tidak ingat apapun?
“Kau sekarang telah bangun sepenuhnya bocah, mari kita
lanjutkan lagi.”
Dia menurunkan celananya, mengeluarkan apa yang ibu bilang
penis, dan dia memasukkannya ke tempat aku pipis, oh aku sekarang ingat! Dia
mengajakku pulang ke rumahnya, dan memberikan aku permen, kemudian semua gelap,
saat aku terbangun selalu ada cairan kental hangat di kakiku dan aku terikat.
Aku bosan, dia hanya memberiku makan dan melakukan ini, saking bosannya, aku
menghitung sudah berapa kali cahaya masuk lewat plafon itu. Kalau tidak salah,
sudah 45 kali. Kata dia jika sudah 100 kali cahaya itu masuk, dia akan
membawakan aku teman untuk diikat bersama. Baiklah om, selama aku diberi permen
dan teman, aku akan senang berada disini.