Surabaya dari Dukuh Kupang
Hari sudah semakin petang
Dengan kaus kutang ku berjalan mengingat hutang
Hutang yang tak kunjung terlentang
Membuatku kering kerontang
Apa?
Apa aku harus terjaga?
Terjaga menghabiskan tenaga
Berapa lama?
Serabut kelapa pun kucerna
Dahaga? Ku tak ada.
Keluarga, itu yang utama
Lelah? Tidak juga
Segar? Tidak juga
Biasa-biasa saja
Terpana aku melihat kera
Melompat merajalela
Bagaimana aku bisa sendu?
Mendengar suaramu yang merdu
Iya, kamu
Kamu yang tidak pernah tahu
Tidak pernah tahu diriku termangu
Menunggu dirimu kembali padaku
