Kamis, 27 Juli 2017

A Hundred Ray of Lights

Cerita ini adalah kerja dari otak saya, Irvan. Akan cukup mengganggu bagi pembaca yang beriman dan otaknya lurus dan normal. Namun buat saya, tulisan ini adalah sebuah keacakan hidup, yang terkadang memang tidak bermoral. Jadi, silahkan membaca dan nikmati kata demi kata yang ada di bawah ini.




“Bangun, bocah kecil. Bangun, dan jangan tertidur lagi. Berdirilah dengan tegak, jangan kau lihat kiri kananmu, karena kau hanya boleh melihat aku.”

Aku tertidur 10 detik, dan bisikan itu yang ada di telingaku. Aku pun menegakkan tubuh, melihat ke arah depan, samar-samar ku rasakan ada nafas yang menghembus di mataku. Namun, penglihatanku belum kembali sepenuhnya, tidak tahu kenapa aku disini, beberapa detik kemudian aku merasakan ada cairan kental menetes di atas kakiku, hangat, seperti keluar dari tubuh manusia.
“BANGUN! KENAPA KAU TERTIDUR LAGI!”

Apa? Apa aku tertidur lagi? Aku masih merasakan cairan di kakiku masih hangat, mungkin aku tidak terlalu lama tertidur. Sekali lagi aku mencoba membuka mata, rabun-rabun kulihat seseorang seperti manusia, tidak berambut bahkan alis mata pun dia tak ada, aku melihatnya menyeringai menunjukkan gigi-giginya yang rusak, oh ASTAGA! Bau mulutnya, aku ingin muntah! Kenapa aku disini bersama dia?

“Hehehehehe. Aku sudah lelah melihat kamu tertidur terus bocah, aku pergi dulu mencari rokok dan kopi, bangun dan nikmatilah hari ini!”

Kemana dia? Dimana aku? Aku terikat di tiang, ada kain yang menutup mulutku dan kakiku tidak menyentuh tanah sekarang. Bagaimana aku bisa ada disini. Aku melihat ada cahaya masuk dari plafon kecil, hanya ada sink dapur yang penuh dengan cucian penuh lalat. Dingin sekali disini, kemana pakaianku? Siapa orang itu? Sudah berapa lama aku terikat disini? Kenapa aku tidak ingat apapun?

“Kau sekarang telah bangun sepenuhnya bocah, mari kita lanjutkan lagi.”

Dia menurunkan celananya, mengeluarkan apa yang ibu bilang penis, dan dia memasukkannya ke tempat aku pipis, oh aku sekarang ingat! Dia mengajakku pulang ke rumahnya, dan memberikan aku permen, kemudian semua gelap, saat aku terbangun selalu ada cairan kental hangat di kakiku dan aku terikat. Aku bosan, dia hanya memberiku makan dan melakukan ini, saking bosannya, aku menghitung sudah berapa kali cahaya masuk lewat plafon itu. Kalau tidak salah, sudah 45 kali. Kata dia jika sudah 100 kali cahaya itu masuk, dia akan membawakan aku teman untuk diikat bersama. Baiklah om, selama aku diberi permen dan teman, aku akan senang berada disini.


Kamis, 08 Juni 2017

I just need to write this, because I can't Stand It

Dear you,

I love you. Do you know how it feels when you found someone that can complete you? In every sense and every emotion.

You give life, a dynamic ups and downs.

You value life, in your own way, you never told me your thoughts about life, but I know, you enjoyed it so much.

You're the one that can smile in tears, the one that crying out loud when I do something bad (even when I'm sick (it's unintentional tho)).

You're that one of a kind, the one that randomly dance without music.

I'm happy, nope, I'm overjoyed, whenever I'm with you.

This heart, belongs to you, and will always for you.

I love you, Inez Maria.

Minggu, 09 April 2017

Travelling with Parents

Tertetetetekkkk dumdum! Bukan tetek, tapi dumdum. ((apasih)).

Yo, setelah sekian lama aku tak menulis disini, aku kan menulis lagi oh cinta. Setelah tulisan gua terakhir yang penuh kegalauan, gua akan kembali menulis hal-hal menyenangkan dan bermanfaat disini, manfaat untuk bikin marah, kalo lu lagi pengen marah.

Yak mari yang pengen marah merapat ke blog ini, nanti saya bikin marah. APE LO GA SUKA LO? GAMPAR NIH!

Pertanyaan: Meme kalo ditambah K, jadi apa hayo?? Tes otak nih, apakah pikiran lu suci apa kaga. Jawabannya ada di tengah2 paragraf. Baca makanye jangan males.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pake titik-titik biar kaya di Instagram.


So, gua baru aja balik dari Malaysia dan Batam, orang kaya, biasa mainnya ke luar negeri. Begitulah kalo orang kata, main keluar negri dibilang orang kaya, padahal kalo orang kaya mainnya ke Sulawesi noh, apa ke Irian Jaya, lebih mahal cuyy daripada main ke Malaysia, cuma 300rebuan tu tiket. So guys, please open your mind. Indonesia is much more beautiful than other countries! Believe me, I've been in so many places in Indonesia. (google translate sono kalo ga ngerti, dasar kampung)

Maaf lah kalo gua tiap mau cerita, malah ngalur ngidul ke bahan pembicaraan yang lain, tolong diingat gua ga pernah melalui proses editing, gua menulis cuma sekali, dan ga ada yang gua edit (tapi kadang-kadang gua baca lagi, terus gua ganti tanda bacanya kalo ga pas, hehe)

Kemudian, gua baru resign dari Nielsen. The Nielsen Company Indonesia, perusahaan bergengsi dari Amerika, yang katanya keren kalo kerja disana, ya gua emang udah keren sebelum masuk sana sih, jadi ya wajar lah ya gua diterima disana, they can't handle my coolness. Setelah gua resign, gua bingung mau kemana dan gimana setelah ini, gua akhirnya diajak bokap nyokap pergi ke luar negri dulu, sekalian medical checkup di Malacca. Malacca itu penuh dengan orang Indonesia yang mau pengobatan murah, dengan kualitas bagus. By the way, gua masih percaya kok kalo dokter Indonesia pinter-pinter, tapi menangnya dokter di Malacca adalah, dokternya suka cerita dan ga buru-buru, mereka akan kasih tau kita dari A-Z kalo kita keliatan bingung. (gua dulu pernah check up di pr**ia, dokter konsultasinya emang ga serajin dokter Malacca ngomong, not bad either, but not that great)

Day 1 of my Trip:

Hari pertama, gua touchdown di Kuala Lumpur, gua naik pesawat dari Jakarta, Lion Air, bonyok gua dari Palembang, naik Air Asia. Which means kita akan tiba di terminal yang berbeda di Kuala Lumpur. Ini adalah sok idenya bokap gua yang emang anaknya suka penuh ide-ide menakjubkan yang kadang mencengangkan. Udah dibilangin kalo Lion dan Air Asia pasti beda terminal, kebetulan gua lagi ga peduli sama apapun yang terjadi, jadi gua ga ikuti an tentuin flight gua, bokap yang ngatur semua, tapi koko gua kasih tau dia kalo nanti pasti beda, oh iya, gua keturunan Tionghoa, terus kenapa? Nah tibalah gua di terminal 1, dan bonyok gua di terminal 2, kita sebelumnya berjanji untuk berjumpa di depan setelah cap imigrasi, tapi kok aku ga melihat mereka. Ternyata terminal 1 dan 2 itu jaraknya terpisah sejauh 5km. Hehe. Hehe. Kesel sih, tapi namanya juga ya orang tua, ya mau gimana lagi ya.

Dah, gua males ngetik lanjutannya, lagi ga mood, publish aja ah. Meme ditambahin K jadi MeKme. Dasar ngeres. Thanks!

Addiction

Sometimes you're just addicted

Addicted into something that you can't tell

Somehow you're trying to get over it

You tried it hard

But you failed

You try to quit

But it's still there

I'm addicted, but not into drugs

I'm addicted to things

I'm addicted to one person

and It's you.

I don't want to get over you

I'll let my addiction to you hang with me till I die

:)