Saya adalah seorang pria yang sangat beruntung yang mengenal seseorang bernama Stephanie. Dia adalah teman, kakak perempuan, adik perempuan, dan pacar saya. Pria-pria normal pasti mengatakan jika pacar saya cantik, dan saya
adalah satu-satunya kesialan yang ia miliki. Apa karena muka gua kaya
abang-abang ya? Apapun yang saya lalui, selalu saya ceritakan padanya, entah itu baik, buruk, sedih, maupun senang.
Hubungan saya dengan Stephanie telah berjalan selama 2 tahun 10 bulan 15 hari. Tidak seperti tulisan-tulisan romantis pada umumnya, saya tidak tahu sudah total berapa hari tepatnya saya bersama dia. Yang saya ingat hanya kebahagiaan yang saya rasakan setiap dia berada di dekat saya. Oh iya, jika kalian ingin melihat wajahnya, saya pernah masukkan sketsa gambar wajahnya di blog saya. Ya kira-kira 1,00% lah mirip sama wajah aslinya.
Jika ditanya, apa yang membuat saya jatuh cinta sama dia? Saya punya banyak sekali alasan! Dia cantik, baik, pandai, pengertian dan humoris, tetapi itu semua hanya alasan -alasan yang saya ucapkan jika sedang ditanya teman saya, tetapi yang tidak pernah saya sebut adalah, selama di dekat dia, saya merasa hidup saya sangat berarti. Cantik akan hilang seiring bertambahnya usia dan ada kalanya manusia kehilangan kepandaiannya. Terkadang juga manusia tidak mau mengerti keadaan orang lain, hanya ingin dirinya dimengerti dan kehilangan sisi humorisnya. Tetapi apakah saya tidak akan mencintai dia lagi jika dia menjadi jelek, pelupa, tidak pengertian, dan tidak lucu sama sekali? Tidak, saya akan tetap bersama dia karena dia yang membuat hidup saya penuh arti.
Saya adalah seorang pembuat masalah yang sok jago dan sok gaul. Hubungan saya ga akan ada masalah jika saya tidak sok jago dan sok gaul. Tetapi, apapun kesalahan yang saya buat, ia selalu memaafkan saya, bersabar dan berharap saya belajar dari kesalahan saya. Tetapi saya selalu melakukan hal yang ia benci. Betapa bodohnya saya yang tidak mampu menjaga seseorang yang sangat saya cintai tetap berada di dekat saya. Saya merasa tiap kesalahan yang saya lakukan, membuatnya semakin menjauh dari hidup saya dan pada akhirnya, dia begitu jauh hingga tidak dapat kembali lagi, kembali untuk memaafkan dan bersabar untuk menunggu saya belajar menjadi manusia yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar